Ini Alasan Alkitab Menyebut Masalah Kita Sebagai Pencobaan Biasa
Pernah membandingkan masalah kita dengan masalah orang lain? Pasti kita merasa masalah kita yang paling berat, ya? Padahal Alkitab tidak berkata demikian. Alkitab justru mengatakan bahwa masalah kita adalah pencobaan biasa.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Jika kita sudah mengetahui kebenaran Firman Tuhan ini, maka kita harus percaya bahwa masalah hidup kita merupakan pencobaan biasa dan tak melebihi kekuatan kita. Jadi, untuk apa membuang waktu dan tenaga memikirkan masalah kita?
Alasan pertama mengapa kita harus memandang masalah kita sebagai pencobaan biasa adalah karena Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah setia. Kesetiaan Tuhan tak dapat ditandingi oleh apapun dan siapapun, sebab kuasa-Nya tak terbatas.
Pada waktu kita tak setia pada Tuhan, Tuhan tetap setia pada kita. Ia tetap memelihara hidup kita, memberi kita makanan, minuman dan kehidupan yang baik. Disadari atau tak kita sadari, kasih setia Tuhan selalu menyertai hidup kita dan menjaga kita dari hal buruk.
…… kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. (Mazmur 91:4)
Alasan selanjutnya mengapa kita harus memandang masalah kita sebagai pencobaan biasa adalah karena masalah hidup kita tak melebihi kekuatan kita. Tuhan Yesus pernah merasakan bagaimana mengalami pencobaan, dicobai Iblis, mengalami kesulitan mendidik para murid dan mati disiksa.
Apakah pencobaan hidup kita seperti Tuhan Yesus?
Jika masalah hidup kita tidak seberat yang dialami Tuhan Yesus, maka kita wajib memandang masalah kita sebagai pencobaan biasa. Pada waktu menghadapi cobaan yang berat, Tuhan Yesus tidak lari atau bersungut-sungut, melainkan menyerahkan segalanya kepada Bapa.
Ya Bapa-ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42)
Sesungguhnya Allah Bapa sanggup melakukan apapun dalam menyelamatkan kita tanpa Yesus mati di salib, namun Allah Bapa hendak mendidik kita melalui pengorbanan, dedikasi dan karakter Tuhan Yesus ketika mengalami pencobaan.
Tuhan Yesus menyerahkan semuanya kepada Bapa dan tidak banyak menuntut atau bersungut-sungut. Percayalah, ketika kita memandang pada Tuhan dalam sesaknya cobaan hidup, maka kita akan melihat Allah sedang bekerja dan kita menjadi kuat dalam kuasa-Nya.