Suka Pakai Ayat Firman Tuhan untuk Menegur Orang Lain? Cek Ini Dulu!
Seringkali kita sebagai anak-anak Tuhan suka menegur orang lain dengan menggunakan ayat Firman Tuhan. Mungkin kita bermaksud jika kita menggunakan ayat Firman Tuhan, maka orang yang kita tegur akan segera bertobat.
Namun, faktanya ketika kita menegur orang lain dengan menggunakan ayat Firman Tuhan, belum tentu membuat orang lain bertobat, namun sebaliknya malah kita yang menuai prasangka sombong rohani.
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
Sebagai pengikut Kristus, ada baiknya kita menyelidiki lebih dulu hati kita dari dosa kesombongan, terutama jebakan kesombongan rohani. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum menegur orang lain, agar kita tidak tertuduh atau didakwa si jahat.
Kesombongan rohani biasanya menyelinap tanpa kita sadari, namun bisa terdeteksi dengan hubungan yang intim bersama Roh Kudus. Jadi, ketika Roh Kudus aktif bekerja dalam hidup kita, maka kita tidak akan dengan mudah menggunakan ayat Firman Tuhan untuk menegur orang.
Jika kita sudah menyelidiki hati kita dan kita merasa perlu menegur orang lain agar bertobat dengan menggunakan ayat Firman Tuhan, mintalah Roh Kudus untuk menuntut kita dalam menegur dan gunakan kata-kata penuh Roh Hikmat serta membangun.
Ketika kita gemar memakai ayat Firman Tuhan untuk menegur orang lain, namun kita tak pernah mengoreksi diri kita sendiri, maka kita dapat terjebak dengan perbuatan kita sendiri. Misalnya, kita menegur orang agar tidak bohong, tapi kita sendiri pernah berdusta. Tentu menjadi bumerang, bukan?
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (Matius 18:15)
Tuhan Yesus sudah mengajarkan kita cara menegur orang lain. Menegur orang lain dengan memakai ayat Firman Tuhan boleh saja, namun kita pun harus bijaksana dalam menegur agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang ditegur.