Beban Hidup Makin Berat? Ikuti Cara Ringankan Beban Ala Simon Kirene

Pemerintah masih menambah waktu PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia sehingga hal ini menjadi salah satu hal yang membuat beban hidup kita terasa berat karena terkena dampaknya.

Meskipun begitu, kita harus tetap taat pada pemerintah sebab pemerintah berasal dari Tuhan dan jika beban kita tak kunjung mereda, mari belajar sedikit dari Simon Kirene si pemikul salib Tuhan Yesus yang menggantikan Yesus memikul salib-Nya sebelum Yesus mati.

Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. (Markus 15:21)

Simon Kirene merupakan orang biasa yang sedang lewat saat Yesus sedang memikul salib dan harus menggantikan Yesus memikul salib. Mungkin Simon ingin menolak, tapi ia takut pada tentara-tentara Romawi, sehingga ia mau memikul salib Yesus.

Mungkin juga Simon memang tipe pria yang murah hati dan suka menolong, sehingga begitu tentara Romawi memaksanya maka ia menjadi tidak tega pada Yesus. Yang jelas, kesediaan Simon Kirene menjadi pelajaran bagi kita.

Memikul salib sama saja menanggung beban yang Tuhan beri, entah kita mau atau tidak, siap atau tidak siap, kita harus memikul salib kita. Oleh sebab itu hati kita harus siap sedia, karena hal itu memang tanggung jawab kita.

Saat memikul beban, jangan fokus pada bebannya. Seperti Simon Kirene yang tentu fokus memandang Yesus yang sudah penuh luka dan darah yang bercucuran dimana-mana sehingga ia merasa salib yang dipikulnya lebih ringan dibanding penderitaan Yesus, hingga ia sanggup memikul salib itu sampai tujuan.

Fokuskan pandangan kita pada Yesus dan penderitaan-Nya pada waktu beban hidup kita terasa berat, karena dari situlah kita akan mendapat kekuatan untuk menyelesaikan beban yang Tuhan berikan sampai selesai.

Menurut beberapa sumber dan tafsiran Alkitab, di kemudian hari anak-anak Simon Kirene menjadi anak-anak Simon Kirene menjadi pengikut Tuhan Yesus yang berdampak. Jadi, ayo, pikul beban kita sambil terus memandang Yesus demi masa depan yang lebih baik.