Miliki Iman yang Progresif untuk Raih Janji Tuhan
Beriman pada Tuhan butuh perkembangan, karena jangan sampai iman kita stagnan sehingga tak dapat meraih janji Tuhan. Oleh sebab itu kita perlu memiliki iman yang progresif mulai dari sekarang.
Abraham mengajarkan kita bagaimana memiliki iman yang progresif di hadapan Tuhan, sehingga ia mendapat gelar “Bapa Bangsa-bangsa”. Kita dapat mempelajari iman Abraham dengan sepenuh hati.
- Iman yang bergerak
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. (Kejadian 12:4)
Jika kita tahu kepada siapa kita percaya, maka kita akan melangkah dengan ketaatan tanpa keragu-raguan, sebab perintah Tuhan pasti tidak sukar untuk dilakukan.
- Iman yang bulat
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. (Kejadian 22:9)
Setelah kita melangkah dalam ketaatan kepada Tuhan, bukan berarti kita akan langsung mendapatkan penggenapan janji Tuhan. Dibutuhkan ketekunan dan hati yang bulat dalam menantikan janji Tuhan.
Selama masa penantian tersebut, hiduplah seolah-olah kita telah menerima penggenapan janji Tuhan. Bertindaklah dan miliki gaya hidup penuh iman dalam kekudusan Tuhan.
- Iman yang melihat jauh
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.” (Kejadian 24:4)
Dari Abraham kita belajar beriman untuk melihat jauh ke depan, dimana sebuah masa terbentang dan dapat kita gapai dengan visi dan misi dari Tuhan, karena orang yang beriman pasti memiliki visi yang tinggi dan merencanakan masa depan.
Jangan lihat masa sekarang tapi pandang jauh ke depan dengan kaca mata Tuhan dan berjalan terus dalam poros kehendak Tuhan. Persiapkan hidup kita secara rinci sebagai “bahan bangunan” untuk membangun visi Tuhan dalam hidup kita.