Seni Mencukupkan Diri Ala Paulus Datangkan Keuntungan Ini
Rasul Paulus menjalani hidup yang berat sebagai hamba Tuhan yang setia, ia sering akan dibunuh, menderita kelaparan, kehausan, ditindas, dianiaya, dipenjara dan berbagai penderitaan lain karena Injil.
Tetapi semua penderitaan itu tak pernah dianggapnya sebagai masalah atau halangan besar untuk mengabarkan Injil, justru semakin membuatnya bahagia karena ia merasa layak mendapatkan semua itu.
Teladan rasul Paulus pun sungguh luar biasa, ia rela memberi seluruh hidup dan hartanya demi Injil. Jika kita bayangkan saat ini, mungkin rasul Paulus seperti seorang penginjil yang tak jelas dari segi materi dan kenyamanan hidup.
Teladan mencukupkan diri yang diajarkan dan telah dilakukan rasul Paulus tentu tak sia-sia sebab Tuhan pasti memperhitungkan setiap keberanian dan kepercayaan umat-Nya menjadi kebenaran di mata Tuhan.
Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (1 Timotius 6:7)
Jika kita selalu menyadari bahwa saat tiba di dunia ini dan saat kita meninggalkan dunia ini tak membawa apapun juga, maka kita pasti akan dengan mudah menerapkan sebuah kehidupan dengan hanya mencukupkan diri saja.
Mencukupkan diri berarti tidak berlebihan dalam memiliki barang-barang, tidak materialistis, tidak memikirkan kekayaan untuk hari esok namun tetap berhikmat menyimpan uang untuk kebutuhan yang mendesak.
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (1 Timotius 6:6)
Setiap saat dalam hidup kita merupakan bentuk ibadah kepada Tuhan, oleh sebab itu lakukan semua yang terbaik bagi Tuhan. Jadilah teladan dalam hidup berkecukupan, tak perlu gemar memenuhi keinginan daging akan barang-barang branded, akan fashion, hobi dan sebagainya.
Rasa cukup atas diri sendiri akan memberi keuntungan besar, sebab kita akan memiliki banyak waktu untuk memikirkan kebutuhan orang lain, lebih mudah menjadi jawaban atas masalah orang lain dan tentu saja lebih mudah dipakai secara luar biasa oleh Tuhan, karena karakter kita akan serupa dengan Tuhan Yesus.
Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya……(Matius 10:25)