Ingin menjadi Ayah yang “Hadir” Bagi Keluarga? Lakukan Ini
Figur ayah dalam keluarga bukan saja sebagai pemberi nafkah keluarga, namun juga menjadi nakhoda kemana keluarga tersebut akan bermuara. Oleh sebab itu, dalam menjalani peran sebagai ayah, kita harus melibatkan Tuhan senantiasa.
Alkitab banyak mengisahkan contoh buruk para ayah yang tidak melakukan peran dan fungsinya dengan baik, sehingga anak-anaknya menjadi pemberontak, saling bermusuhan, saling menjatuhkan bahkan saling membunuh.
Namun, berbeda dengan Yosua, meskipun Alkitab tidak mengisahkan kehidupan keluarganya, tetapi Yosua sudah memilih sebuah pilihan yang tepat, yakni membawa seluruh keluarganya dalam hadirat Tuhan.
……Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15)
Yosua berhasil membawa bangsa Israel menginjak tanah perjanjian dan ia menjadi pemimpin terakhir bangsa Israel, sebab setelah Yosua meninggal, bangsa Israel tak lagi memiliki pemimpin yang dapat diandalkan seperti Yosua.
Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: “Siapakah dari pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?” (Hakim-hakim 1:1)
Membawa seluruh keluarga berjumpa Tuhan merupakan peran dan tanggung jawab utama seorang ayah, sebab hal ini merupakan pondasi utama keluarga sekaligus bekal dalam mengarungi rumah tangga dan mendidik anak.
Tuhan membentuk sebuah keluarga dengan visi mulia, yakni untuk menghadirkan sorga di bumi ini, oleh sebab itu keluarga-keluarga Kristen harus dapat menjadi teladan bagi keluarga-keluarga yang belum mengenal Tuhan Yesus.
Tugas utama ini ada di pundak para ayah dan oleh karena itu para ayah harus ‘hadir” bagi keluarganya. “Hadir” bukan sekadar hadir secara fisik dan pemberi nafkah, namun menjadi teladan yang baik sehingga keluarganya selalu meneladani dan merindukannya.
Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. (Amsal 23:24)