Kemuliaan Tuhan di Balik Jalan Hidup Hidup yang Masih Sempit
Masih ingatkan dengan pengajaran Tuhan Yesus yang mengajarkan untuk memilih jalan yang sempit? Perumpamaan ini digambarkan Yesus untuk menggambarkan perjuanganqa meraih kehidupan kekal bersama-Nya.
Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” (Matius 7:14)
Jalan sempit yang Tuhan Yesus ajarkan mengacu pada gaya hidup tentang diri yang harus disangkal, tubuh harus yang dikendalikan, dan kejahatan-kejahatan yang harus dimatikan, juga godaan-godaan sehari-hari harus dilawan serta kewajiban-kewajiban yang berlawanan dengan kehendak hati harus dilakukan.
Kita pun harus sanggup menanggung kesukaran, harus bergumul dan bersusah payah, harus berjaga-jaga dalam segala perkara, dan berjalan dengan cermat dan hati-hati.
Jalan sempit merupakan keadaan diri kita yang harus mengalami banyak sengsara, merupakan jalan penuh penderitaan, jalan yang dipagari dengan duri-duri, namun demikian, terpujilah Allah, sebab jalan ini tidak tertutup.
Karena seiring dengan semakin bertumbuhnya pengertian dan kehendak kita, jalan itu pun semakin terbuka meluas, dan akan terasa semakin menyenangkan. Oleh sebab itu jangan mengeluh saat kita sedang berada dalam jalan sempit itu.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Jalan ini menuju kepada kehidupan, kepada penghiburan dari Allah untuk masa sekarang dan juga merupakan jalan menuju kehidupan bagi kebahagiaan abadi. Pengharapan akan kebahagiaan yang akan kita terima pada akhir perjalanan kita ini seharusnya membuat kita menanggung segala kesulitan dan ketidaknyamanan yang kita temui di jalan itu dengan rasa syukur.
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (2 Petrus 1:4)