Tuhan Dapat Ubah Masa Lalu Kita, Tapi Tergantung Hal Ini
Dalam Alkitab kita dapat menemukan banyak kisah para tokoh iman yang memiliki hidup di masa lalu tak sebaik di masa depannya. Misalnya saja Yusuf anak Yakub yang memiliki masa lalu buruk namun bermasa depan cerah.
Tuhan memang berkuasa mengubahkan hidup kita dari kekelaman menjadi terang. Namun, dibutuhkan respon hati yang benar dan kesetiaan dalam mengikuti kehendak Tuhan, seperti sikap hati para tokoh iman.
Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Lukas 9:62)
Tuhan mengingingkan kesetiaan kita, sebab Ia pun setia. Setiap ketidaksetiaan kita pasti berdampak bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang lain atau orang terdekat kita.
Sekalipun dosa dapat diampuni dan kutuk masa lalu dapat dipatahkan, tetapi setiap perbuatan kita pasti mengandung konsekuensi yang akan dirasakan oleh orang-orang yang kita kasihi.
Ananias menjadi contoh bagi kita saat tak setia pada perintah Tuhan untuk hidup jujur, sehingga ia harus mati dan istrinya menyusul kematiannya. Jika saja ia dapat setia pada perintah Tuhan, maka ia tak akan mengalami kematian yang tiba-tiba.
Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. (Kisah Para Rasul 5:2)
Berdiri teguh dengan standar yang sudah Tuhan tetapkan bagi diri kita, menjadi satu-satunya cara untuk kita terus maju, tanpa memperhatikan masa lalu dan fokus pada kehidupan yang lebih baik dengan hati yang setia pada Tuhan.
Bertahanlah sambil terus mengerjakan hal-hal yang sudah Tuhan percayakan, karena akan ada masa depan bagi orang yang dapat dipercaya. Jangan mau diperbudak oleh dosa, uang dan segala hal duniawi lainnya.