Tokoh Alkitab Ini Ajarkan Menjadi Orang Tua yang Terpuji
Ada beberapa orang tua yang tidak pernah sadar bahwa ia sangat dikasihi oleh anaknya, karena tidak pernah membuka hatinya untuk melihat ketulusan anaknya.
Hati seorang anak yang sejati tidak menginginkan hadiah tetapi kehadiran orang tuanya. Oleh sebab itu, berinvestasi waktu lebih baik daripada berinvestasi uang atau barang demi masa depan anak-anak.
Rasul Paulus memuji iman yang dimiliki oleh Eunike, ibu Timotius sehingga Timotius bertumbuh menjadi anak yang takut akan Tuhan lalu mengikuti jejak Paulus dengan menjadi hamba Tuhan.
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (2 Timotius 1:5)
Timotius pun dipuji rasul Paulus karena imannya dan pengetahuannya akan kitab suci karena didikan orang tuanya. Nilai plus yang dimiliki Timotius dalam hal pengajaran kitab suci merupakan investasi orang tuanya sehingga menjadikan Timotius dikasihi Paulus dan tentunya orang lain.
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. (2 Timotius 3:15)
Dampak dari investasi waktu yang mengajarkan anak akan kitab suci akan menumbuhkan rasa cinta pada Tuhan dan pengabdian hidup bagi Tuhan, walau tentunya tidak harus menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu.
Melalui suratnya, Timotius juga menjaga tingkah laku agar dapat menjadi teladan bagi generasinya dan juga bagi generasi yang akan datang. Eunike tentu bahagia ketika menyaksikan putranya menjadi dampak yang luar biasa bagi orang lain dan inilah kebahagiaan menjadi orang tua.
Apalagi yang diharapkan kita sebagai orang tua selain memiliki anak-anak yang takut akan Tuhan dan mendedikasikan hidupnya bagi Tuhan. Percayalah bahwa keberhasilan mendidik anak menjadi takut akan Tuhan akan membahagiakan kita di masa hidup dan masa kekekalan.
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. (3 Yohanes 1:4)