3 Sikap Hati Ini Diperlukan di Tengah Krisis
Iman bisa saja kandas atau lenyap jika kita mengalami krisis kehidupan yang berat dan putus pengharapan. Oleh sebab itu, jangan anggap remeh disiplin rohani yang dapat membangkitkan iman kita.
Firman Tuhan yang pernah kita baca dan renungkan akan bekerja dengan penuh kuasa dalam hati dan pikiran kita, oleh karenanya ketika kehidupan melanda,ari bangun tiga karakter sikap hati seperti Ayub.
1. Hati yang teguh
Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. (Ayub 2:10)
Ayub memiliki sikap hati yang teguh sekalipun mengalami ujian yang berat. Jangan berpikir negatif sekalipun kita sedang mengalami krisis yang berat, karena kita harus dapat menerima yang baik atau yang buruk dalam hidup, jadi teguhkan terus hati kita.
2. Hati yang jujur dengan keadaan
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? (Ayub 3:11)
Ayub juga manusia biasa yang bisa mengeluh. Mengeluh dapat sedikit memberi kelegaan karena mencurahkan isi hati. Tuhan tidak melarang kita mengeluh, asal dari sikap hati yang jujur dan tidak mengutuki Tuhan.
3. Hati yang tetap dalam penguasaan diri
Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? (Ayub 7:20)
Ayub tetap tahu diri di hadapan Tuhan, meskipun ia suka menggerutu akan penderitaannya. Kita perlu tetap mengoreksi diri dan memiliki sikap hati yang tetap dalam penguasaan diri di hadapan Tuhan, karena manusia kerap lupa diri.