Tetap Ingat Tuhan Meski Menderita, Ini Hasilnya
Kadangkala kita berpikir bagaimana mungkin melakukan kehendak Tuhan sementara hidup kita pun memiliki banyak masalah, sehingga tak sempat mengurusi kehendak Tuhan.
Kisah Lea yang mengalami penolakan dari Yakub mengajarkan kita bagaimana hidup dengan kondisi yang baik dan mengutamakan Tuhan meskipun ia merasakan penolakan dan menderita akibat perlakuan Rahel, saudara kandungnya.
Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: “Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku.” (Kejadian 29:32)
Jangan sia-siakan kesengsaraan jiwa dan janganlah berhenti di level amarah dan kecewa atas penderitaan. Kerinduan Lea pada level ini hanya sampai pada level “cukuplah Tuhan tahu penderitaanku”.
Lea tidak menuntut lebih kepada Yakub dan ia menerima perlakuan Yakub yang lebih mencintai Rahel, adiknya ketimbang dirinya. Itulah sebabnya Allah membelanya dan Lea pun mengingat kebaikan Tuhan di atas sengsaranya.
Mari belajar mencukupkan diri secara emosional karena Tuhan juga tahu sampai sejauh mana batas kekuatan emosi kita. Tuhan akan menjadi pembela kita dengan memperhatikan sengsara kita.
Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” Maka ia menamai anak itu Simeon. ( Kejadian 29:33)
Asal kita tahu bahwa Tuhan sudah memperhatikan sengsara kita, maka hal itu seharusnya sudah menjadi hal yang sangat baik bagi kita, sebab Tuhan akan menjawabnya dengan menggantikan keluh kesah jadi sukacita.
Pewahyuan bahwa Tuhan melihat dan mendengar doa kita janganlah menjadi sesuatu yang cukup. Teruskanlah hubungan kita dengan Tuhan, sampai kita merasa bahwa Ia bukan hanya Tuhan yang melihat dan mendengar tapi Tuhan yang selalu hadir dan nyata dalam segala sesuatu.