Ini Berita Natal yang Paling Penting
Kelahiran Tuhan Yesus memberi banyak pembelajaran dan teladan untuk pertumbuhan rohani kita agar semakin kuat. Sejak akan dilahirkan sampai kematian-Nya, Yesus mencontohkan teladan iman, kerendahan hati dalam kehinaan dan kekuatan dalam kasih, pengampunan dan sebagainya.
Dalam momen kelahirannya di Betlehem, Yesus sendiri tidak mendapat tempat yang layak untuk berbaring, sehingga kandang domba menjadi satu-satunya tempat yang tidak dapat dihindari dan kita memgenal-Nya dengan sebutan bayi Yesus terlahir di kandang domba.
Setelah Ia lahir pun tak luput dari penderitaan, sebab seorang penguasa besar merasa tersaingi dengan kehadiran-Nya, yaitu Herodes, sehingga bayi Yesus harus mengungsi bersama keluarga-Nya ke Mesir.
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” (Matius 2:13)
Yusuf sebagai ayah Yesus secara jasmani tentu bisa saja protes kepada Herodes jika seandainya Herodes menjahati Yesus, karena mereka memang tidak melakukan kesalahan dan kejahatan.
Namun, Yusuf dan Maria patuh akan perintah Bapa sehingga mereka mengikuti petunjuk malaikat dengan pergi ke Mesir. Bukankah ini sebuah ketidakadilan, dimana bayi Yesus tidak melakukan hal jahat tapi dikejar-kejar seperti penjahat bahkan akan dibunuh.
Sejak dari bayi, Yesus memang sudah mendapat ketidakadilan, tetapi Ia menyerahkannya kepada Bapa yang berhak menghakimi dan menghukum, sehingga kematian-Nya mengubahkan segalanya.
Sebagai pengikut Yesus, kita pun kerap diperlakukan tidak adil. Beberapa waktu lalu kita mendengar bagaimana anak-anak Tuhan menjadi korban kebrutalan dari orang-orang tak berperikemanusian di Sigi, sehingga membuat kita merasa marah dan terluka.
Namun, tidak ada yang dapat kita lakukan selain mendoakan dan menerima peristiwa tersebut, serta berharap tak terulang lagi. Teladan Yesus yang menyerahkan segala-Nya kepada Bapa harus dapat menjadi gaya hidup kita.