Suka Pamer? Jangan Seperti Raja Ini
Meski masa pandemi Covid 19 membuat banyak orang menderita secara finansial, namun pada kenyataannya banyak orang masih bisa bergaya hidup mewah dan fashionable serta gemar memosting-nya di media sosial.
Sebenarnya hal ini tidak salah, karena setiap orang dapat bebas mengekspresikan keinginan mereka. Tetapi jika motivasinya untuk memamerkan kekayaan, harta benda, penampilan atau lainnya, maka sebaiknya hal itu tidak dilakukan.
Masa pandemi ini kita harus dapat menjaga perasaan orang lain yang kesulitan dalam bidang finansial, dengan tidak memamerkan kelebihan dan gaya hidup kita yang cukup baik, karena hal ini dapat melukai perasaan orang lain dan juga tidak disukai Tuhan.
Kisah raja Hizkia yang suka pamer dan egois setelah disembuhkan Tuhan semoga dapat memberi kita pembelajaran bahwa Tuhan tidak suka dengan orang yang suka pamer dan egois.
Setelah disembuhkan Tuhan dari penyakitnya dan ditambahkan umur 15 tahun lagi, raja Hizkia menjadi lupa diri. Ia memamerkan semua barang-barang indah miliki kerajaan Israel kepada raja Babel.
Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. (Yesaya 39:2)
Kemudian nabi Yesaya menegurnya karena hal itu tidak baik. Nabi Yesaya pun mengatakan nubutan kehancuran dan penderitaan akibat perbuatan raja Hizkia ini.
Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: “Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam! Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” (Yesaya 39:5-7)
Namun, Hizkia tidak perduli dengan perkataan nabi Yesaya karena mungkin baginya hal itu akan terjadi pada hari-hari nanti dan bukan terjadi saat itu juga. Hati orang yang suka pamer memang cenderung egois karena yang dipikirkan hanya diri sendiri, kesukaan sendiri dan kenyamanan sendiri.
Hizkia menjawab kepada Yesaya: “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!” Tetapi pikirnya: “Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!” (Yesaya 39:8)
Jadi, tidak ada manfaat dari sifat suka pamer, justru malah menimbulkan kehancuran. Mari belajar meneladani Yesus yang rendah hati dan tidak egois sehingga hidup kita lebih bermakna bagi orang lain.