Sedang Menyesal Karena Berbuat Salah? Ubah Penyesalan Jadi Keajaiban, Ini Kuncinya!
Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan dan pada akhirnya merasakan penyesalan itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada orang yang berbuat benar, kecuali Yesus. Melakukan kesalahan adalah hal manusiawi, tetapi di dalam anugerah Tuhan kita bisa mengubah penyesalan menjadi keajaiban.
Anugerah Tuhan akan selalau membuat kita menemukan jalan agar kita sampai pada tujuan Allah, sekalipun kita melakukan kesalahan, salah mengambil keputusan, salah memilih dan sebagainya. Rencana Allah di hidup kita tidak akan berubah karena kita melakukan kesalahan, asal hati kita dipenuhi pertobatan.
Daud mengerti benar bagaimana anugerah Tuhan dalam hidupnya, dalam zaman Perjanjian Lama ia sudah memiliki pola pikir yang jauh di zaman ke depan. Ia menuliskan banyak kata-kata hikmat dalam Mazmur yang diilhami Roh Allah sehingga kita yang membacanya di zaman ini dapat merasakan anugerah Tuhan yang sempurna sekalipun kita berada dalam kajatuhan dan penyesalan.
Pujilah TUHAN,hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya. Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. (Mazmur 103:2-4)
Sebelum Yesus turun ke dunia untuk menebus dosa manusia, Daud memercayai bahwa TUhan akan mengampuni dosanya, menebus hidupnya, memahkotai dirinya dengan kasih dan rahmat. Seperti yang kita ketahui, Daud melakukan kesalahan karena berzinah denagn Barsyeba, namun pengenalannya akan Tuhan membawanya pada keajaiban dari Tuhan.
Setelah Daud menyadari kesalahannya, ia tidak main-main lagi dalam hidupnya. Setelah anak yang hasil perzinahan Daud meninggal, Daud hidup lebih serius dengan Tuhan dan Alkitab tidak menceritakan kembali kejatuhan akibat kesalahan Daud, inilah sebabnya Tuhan mendaulat Daud sebagai ‘orang yang melakukan kehendak-Nya pada zamannya’.
Banyak orang melakukan kesalahan tetapi tidak sadar diri sehingga malah menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan. Daud sangat tahu siapa dirinya di hadapan Tuhan sehingga dari kesalahan tersebut ia mendekat pada Tuhan, bukan menjauhi-Nya agar kita merasakan keajiban dalam langkah yang baru.
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, (Mazmur 103:5, 17)