Suka merasa Diri Lebih Baik Dari Orang Lain? Baca Dulu Kebenaran Ini
Di zaman sekarang ini kita dapat menemukan orang-orang yang dengan mudah menghakimi orang lain dan menuduh tanpa bukti. Hal ini dapat kita jumpai dengan mudah dlaam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia maya.
Kadangkala kita begitu cepat menggunakan mulut untuk menghakimi, jari untuk mengetik komen di media sosial, sehingga berpotensi menyakiti hati orang lain. Kecepatan kita dalam menghakimi orang lain lahir dari hati kita yang merasa bahwa diri kita lebih baik dari orang lain, sehingga begitu mudah menilai dan menghakimi.
Banyak orang yang pandai menilai orang lain, tetapi tidak pandai menilai diri sendiri, padahal Tuhan Yesus pernah mengingatkan agar kita jangan melihat selumbar di mata orang lain, sedangkan balok di depan mata kita tidak kita lihat.
Padahal, siapakah diri kita ini sehingga layak menilai atau menghakimi orang lain, sementara diri kita pun masih sering melakukan banyak kesalahan, dosa dan kegagalan. Sesungguhnya, setiap kebaikan dan kebenaran yang kita lakukan dan miliki merupakan hal yang hina di hadapan Tuhan, sebab Ia tahu motivasi hati kita dan segala hal tentang kita.
Sebagai wakil umat Israel kala itu, nabi Yesaya mengingatkan umat Israel untuk hidup dalam kemurnian yang sejati dan memandang kepada Tuhan, tanpa menilai diri sendiri lebih baik, padahal sangat memprihatinkan.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. (Yesaya 64:6)
Kehidupan setiap orang tidak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lain, oleh sebab itu Tuhan mengharapkan kita agar tidak menjadi hakim atau penilai bagi orang lain, karena sebenarnya diri kita belum tentu lebih baik dari orang lain.