Sudah Lupa dengan Khotbah Minggu Kemarin? Tips Dengarkan Khotbah Agar Jadi Rhema Hidup Kita
Apakah Anda masih mengingat khotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan pada hari Minggu kemarin? Jika Anda masih mengingat khotbah hari Minggu kemarin sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan tahun ke depan maka Firman tersebut telah menjadi rhema dalam hidup Anda.
Namun, bagaimana jika Anda telah melupakan khotbah hari Minggu yang lalu? Ini artinya Anda harus menyiapkan hati lebih dalam saat akan bertemu Tuhan dan berdoa agar Firman menjadi rhema dalam kehidupan kita sepanjang masa.
Sebab menurut penelitian menjelaskan bahwa seseorang cenderung akan melupakan materi yang dipelajari atau didengarkan setelah 9 jam kemudian. Inilah sebabnya pada pengiklan di media elektronik kerap memutar iklan mereka sesering mungkin agar menjadi ingatan abadi di pikiran para pendengarnya.
Firman Tuhan merupakan panduan hidup kita sepanjang masa, jadi ketika kita mendengarnya, mintalah Tuhan menjadikan rhema bagi hidup kita. Rhema adalah firman yang telah tertulis dan “diucapkan” kembali, fresh pada saat ini untuk seseorang yang spesifik dengan kebutuhan yang spesifik pula. Rhema memiliki “kuasa” untuk mengimpartasikan iman dari Tuhan kepada diri kita sehingga kita dimampukan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mendapat rhema berarti mendapatkan tuntunan Tuhan yang segar dan up to date dari Tuhan untuk kita lakukan sesegara mungkin. Misalnya saja, ketika hari tersebut kita mendengar khotbah dengan kondisi hati yang kuatir, marah dan sebagainya lalu Firman mengatakan agar kita berserah, mengampuni dan sebagainya. Firman tersebut akan terus menari-nari di pikiran kita sehingga kita sulit melupakan dan harus segera melakukan, maka Firman tersebut adalah rhema bagi kita.
Banyak petunjuk yang Tuhan berikan kepada umat-Nya melalui rhema dari Tuhan kepada hati dan telinga yang taat dan merindukan Firman-Nya, hal inilah yang membuat hidup kita tetap ada dalam jalur Tuhan yang tepat. Rhema akan membuat hidup kita senantiasa diikuti oleh kemurahan Tuhan dan belas kasihan Tuhan, sekalipun badai hidup menerpa.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. (Yesaya 50:4b-5)