Begini Cyber Bullying di Medsos yang Tak disadari dan Bisa Membuat Depresi, Cek Mungkin Pernah Kita Lakukan
Aktris Sulli asal Korea Selatan yang baru saja meninggal dunia karena bunuh mengidap depresi karena menderita kesepian dan tersiksa dengan bully-an netizen di sosial media. Sulli pernah mengunggah foto sedang menangis di sosial medianya dan meminta agar netizen tidak lagi membencinya.
Tahukan Anda, bahwa tanpa sadar mungkin kita pun pernah melakukan tindakan kejahatan atau cyber bullying kepada sesama warga net dan berpotensi membuat orang lain terluka bahkan depresi. Banyak jenis cyber bullying yang terjadi di sosial media, coba cek diri kita apakah pernah melakukannya, jika pernah sebaiknya jangan lagi melakukannya.
- Hinaan fisik
Hinaan fisik kategori berat dan ringan kerap terjadi di sosial media. Hal ini dapat berupa komentar miring mengenai warna kulit, bentuk rambut, berat badan, wajah yang kurang ideal dan sebagainya. Mungkin terdengar ringan, namun bisa saja orang yang dikomentari menganggapnya serius.
- Ras (suku)
Hinaan akan rasa tau suku juga kerap terjadi terutama saat diadakan Pemilu. Rasisme terhadap suku-suku yang dianggap kasar, bertampang kriminal dan sebagainya dianggap sebagai aib orang lain yang layak dikomentari padahal Tuhan menciptakan setiap suku berbeda dan unik.
- Merendahkan hobi
Seringkali kita menggangap hobi orang lain di sosial media tidak penting atau tidak berarti sehingga kita berkomentar miring, padahal hal ini bisa mematahkan semangat orang yang kita komentari. Jika hobi orang lain terkesan tidak menarik, lebih baik tidak perlu komentar agar tidak membunuh passion orang lain.
- Orientasi seksual
Kecenderungan seksual seseorang yang berbeda seringkali menjadi sasaran empuk kita untuk kita komentari, mulai dari sisi agama, etika dan budaya. Jika orientasi seksual orang lain sudah benar-benar menyimpang, kita dapat menegurnya melalaui tools pesan sehingga bersifat privat dan mendoakan orang tersebut dan jangan mengomentari di ranah publik.
- Seksisme
Ini merupakan diskriminasi gender dna biasanya dialami oleh wanita, dimana wanita terlihat lebih lemah dari pria. Padahal Tuhan mencipta pria dan wanita sesuai dengan seimbang untuk saling melengkapi, bukan saling menjatuhkan.
Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. (Amsal 14:21)