Jangan Serahkan Masalah ke Tuhan, Tapi Serahkan Hati Agar Tidak Menyesal Seperti Pahlawan Ini

Jangan Serahkan Masalah ke Tuhan, Tapi Serahkan Hati Agar Tidak Menyesal Seperti Pahlawan Ini

Kekeliruan orang Kristen dalam menghadapi masalah yang dihadapinya adalah kerap menyerahkan pada Tuhan, minta pertolongan Tuhan agar Tuhan segera bertindka. Padahal, Tuhan ingin kita selalu menyerahkan hati ke Tuhan agar siap menghadapi masalah hidup ini.

HATI.jpg

Yefta, seorang pahlawan yang gagah perkasa dari Gilead, akhirnya mengalami penyesalan sebab ia tidak menyerahkan hatinya lebih dulu untuk dibentuk Tuhan, akibat dari masalah hidup yang dialaminya.

Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya  itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa. (Hakim-hakim 11:11)

Kelihatannya sangat baik dan religious menyerahkan semua perkara kita ke hadapan Tuhan, padahal bukan itu yang Tuhan inginkan. Terlalu mudah bagi Tuhan untuk menyingkirkan semua perkara yang ada dalam hidup kita karena Ia Tuhan yang besar.

Tapi, Tuhan lebih senang berurusan dengan hati kita terlebih dahulu, agar kita siap menghadapi masalah hidup dan musuh yang merintangi, serta siap juga dengan berkat yang akan kita dapatkan saat kemenangan sudah di tangan kita.

Jadi, waktu kita menghadapi segala perkara hidup ini, serahkan hati kita ke Tuhan, agar hati kita tidak bergeser dari rencana-Nya. Menyerahkan hati sama seperti kita memercayai Tuhan bahwa Ia pasti menyelesaikan semuanya dengan baik sampai akhir.

Bahaya dari menyerahkan semua masalah ke Tuhan adalah kita berpikir bahwa Tuhan ambil alih semuanya, padahal belum tentu seperti itu sehingga kita berpotensi melakukan kesalahan fatal dalam mengambil keputusan dan menyesal selamanya, seperti yang dialami Yefta.

Ia memutuskan sendiri nazar yang akan diberikan jika Tuhan membantunya berperang mengalahkan musuh. Yefta bernazar akan menyerahkan apa saja kepada Tuhan yang muncul pertama di hadapannya sehabis berperang, sehingga putrinya harus menjadi korban karena kekeliruan hidupnya.

…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7)

Baca juga:

Hati-hati dengan Dosa yang Dilakukan Terang-terangan, Ini Akibatnya!

Jangan Hanya Mengejar Hadirat Tuhan, Tangkap Juga Hati-Nya

Memanjatkan Doa yang Menarik Hati Tuhan

Kita Tidak Pernah Tahu yang Terjadi Di depan, Pastikan Hidupmu dalam Perlindungan Tuhan

you're currently offline