Mengaku Orang Beriman? Cek Dulu Tandanya Lewat Hal Ini
Menjadi orang yang rajin ke gereja setiap hari Minggu, berdoa setiap hari bahkan membaca Alkitab dan memuji Tuhan bukan jaminan kita menjadi orang yang beriman kepada Tuhan. Kitab Ibrani menegaskan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang belum kita terima.
Jadi, iman muncul ketika kita menghadapi sebuah masalah hidup yang belum kita dapatkan jalan keluarnya tetapi kita sudah percaya bahwa kelak akan mendatangkan kebaikan. Oleh karena itu, beriman berarti memiliki rasa percaya yang kuat kepada Tuhan sekalipun yang dihadapi sangat sulit dan tidak menyenangkan.
Para tokoh iman dalam Alkitab memberi kita banyak pembelajaran bagaimana beriman di tengah masa sulit dan tekanan yang berat, dan hal itu telah terbukti membawa mereka mengalami janji-janji Tuhan yang luar biasa sehingga mereka dapat menjadi orang-orang yang memberi dampak besar.
Orang yang beriman tidak akan selalu mempertanyakan kepada Tuhan ketika mengalami hal-hal sulit dan tidak menyenangkan, karena cara pandangnya bukan fokus kepada dirinya sendiri melainkan ke dalam rencana Allah.
Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? (1 Korintus 6:7)
Rasul Paulus memberi banyak teladan bagaimana menghidupi firman Tuhan dalam kondisi terburuk sekalipun, misalnya ketika kita dirugikan, dikucilkan, dianiaya dan sebagainya. Orang yang beriman akan menerima apapun yang terburuk dalam hidup ini, karena merasa tidak layak untuk selalu bahagia dan diberkati.
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia. (Filipi 1:29)
Mari belajar dari kisah petenis dunia, Arthur Ashe yang pernah memenangkan tiga gelar juara dunia dan mengalami serangan jantung sehingga harus menjalani operasi by pass. Setelah operasi itu, Arthur didiagnosa terinfeksi HIV akibat transfusi darah yang ia terima.
Ketika penggemarnya menanyakan padanya mengapa Tuhan mengizinkannya, Arthur menjawab bahwa ia tidak harus bertanya mengapa kepada Tuhan atas segala yang buruk, karena ketika segala yang baik terjadi dalam dirinya, ia pun tidak bertanya kepada Tuhan mengapa.
Jika kita mengikuti teladan Yesus dan para tokoh iman di dunia ini, maka penderitaan dan segala hal buruk dalam hidup kita tidak akan membuat kita mempertanyakannya kepada Tuhan, namun melihatnya dari pola pikir Allah, bahwa semuanya mendatangkan kebaikan.
Baca juga:
Menikmati Kemurahan Tuhan Seumur Hidup
Menjadi Orang Kristen yang Lebih dari Sekadar Lahir Baru
Saat Sedang dalam Pergumulan Jangan Marah Dengan Ketiga Hal Ini