Prinsip Kerajaan Allah dalam Menuai

Prinsip Kerajaan Allah dalam Menuai

Ada sebuah proses perkembangan dalam setiap kehidupan ketika sesuatu datang pada kita secara tiba-tiba. Hidup benar-benar memberikan kita kejutan akan hal-hal yang sulit untuk dihadapi. Tidak setiap pagi kita akan menyambut pagi dengan kehangatan sinar mentari, akan ada hujan dan hari suram untuk mengalami suatu hari yang hangat.

Yesus menceritakan kisah seorang laki-laki yang menanam benih gandum yang baik di ladangnya. Ladang ini adalah ladang yang baik. Pada suatu malam sesuatu yang mengerikan terjadi, yaitu seseorang menanam ilalang di ladangnya. Ilalang itu muncul entah darimana sehingga ilalang itu mematikan gandum yang tumbuh di sampingnya.  Ilalang adalah sejenis rumput yang menyerupai gandum tetapi bukan gandum.

iallang.jpg

Jika ia mencoba untuk menarik ilalang tersebut, maka ia akan mengalami kerugian dari kerusakan tanaman gandumnya. Dia akan mengalami masalah serius dalam pertaniannya. Ada prinsip kerajaan Allah yang tersembunyi dalam kisah ini, yakni sebuha kisah yang sangat penting dimana hanya sedikit orang orang yang memahami akibat tersembunyi tersebut.

Jika kita ingin mengubah apa yang ingin kita tuai, maka kita harus mengubah apa yang kita tanam. Kita terus berdoa agar Tuhan mengubahkan situasi kita dan membebaskan kita dari masalah hidup, namun sementara kita sedang berdoa, kita tetap terlibat dalam pola kerusakan yang sama. Jika kita ingin hasil yang lebih baik maka kita harus mengubah apa yang kita lakukan.

Butuh waktu untuk menyingkirikan benih buruk yang kita tabur di masa lalu, namun kita tidak perlu berkecil hati dalam proses yang berurusan dengan beberapa sisa dari kehidupan sebelumnya, sebab jika ditangani dengan dengan cepat tidak akan menghancurkan ladang tersebut.

Ilalang dirancang untuk menakuti kita, untuk menjatuhkan kita, menggentarkan dan mengecewakan kita. Banyak orang Kristen yang tiba-tba berhenti mengikuti jalan dan rencana Tuhan karena tidak siap dengan ilalang yang tiba-tiba muncul dalam hidup mereka. Kita seharusnya menyadari bahwa tidak ada hal yang baik datang tanpa upaya dan sakit hati, tetapi orang yang bertahan dalam kesudahannya akan menuai dengan sukacita.

Tetapi mereka yang menanti-nantikan TUHAN akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline