Lima Prinsip Mengelola Keuangan ala Alkitab

Lima Prinsip Mengelola Keuangan ala Alkitab

“Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya.” (Amsal 21:20 BIS)

Buruknya cara kita mengelola keuangan bisa berakibat pada kegagalan memberi untuk pekerjaan Tuhan dan orang lain. Seorang pengelola adalah seorang yang mengatur sumber daya seseorang untuk keuntungan Si Empunya harta. Sebagai pengikut Kristus, kita harus menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah kepunyaan Tuhan sehingga kita harus dapat mengelolanya dengan benar, termasuk dalam hal keuangan. Berikut ini adalah 5 tips cara mengeloa keuangan dari Pat Hail JR, Direktur Eksekutif dari Sola Scriptura Ministry.

kelola-keuangan.jpg

  1. Tidak matrealisme

70 % orang dewasa tidak mempunyai warisan, rumah atau simpanan hari tua. Konsumerisme yang saat ini semakin menjangkit manusia ibarat penyakit kanker, padahal Alkitab mengajarkan kita menghidupi gaya hidup yang menghormati Tuhan. Jika kita sudah terlanjur terjebak menjadi seorang matrealistis, maka kita harus memperbaiki komitmen kita untuk mulai mengurus apa saja yang Tuhan percayakan dengan hikmat dan tanggung jawab.

  1. Jangan berhutang

80 % orang dewasa kebanyakan hidup hanya mengandalkan gaji dan berhutang sana sini demi kelangsungan hidup, padahal terlilit hutang dapat berakibat fatal sehingga diperlukan kedispilinan dan keberanian dalam menjalankan firman Tuhan. Agar terbebas dari hutang kita harus memulai perencanaan keuangan serta mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengalami kebebasan keuangan.

  1. Berinvestasi

Untuk mengetahui dengan pasti seluk beluk dunia investasi memerlukan sebuah penelitian. Hal pertama yang harus dipelajari adalah tentang kesiapan kita untuk masuk da;am hal ini. Kemudian amati resiko untung ruginya. Sangat penting juga untuk kita berinvestasi dalam suatu investasi yang benar secara moral.

  1. Memberi

Survey menunjukkan 4 dari 10 Kristen tidak memberi. Mari melihat kegiatan memberi dari sudut pandang kekekalan. Milikilah mentalitas untuk memberi yang memandang hal itu sebagai sesuatu yang bernilai kekal daripada nilai yang sifatnya sementara saja.

  1. Perencanaan

Hal ini juga harus dipandang dari sudut kekekalan. Ini bukan sekadar merencanakan suatu warisan kepada anak cucu kita, tetapi juga bagaimana meninggalkan teladan yang baik dalam iman Kristen dengan sebuah kebiasaan memberi yang terus menerus. Cara awal yang harus dimulai dari semua perencanaan kita adalah memulainya dengan hati yang penuh pertobatan. Kita memerlukan pengampunan Tuhan untuk kesalahan dalam mengelola keuangan, dimana kita kerap beranggapan bahwa semua harta kita adalah milik kita.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline