Dear: Orang Kristen, Jangan Percaya Ramalan Nasib di Facebook

Dear: Orang Kristen, Jangan Percaya Ramalan Nasib di Facebook

Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan. (Imamat 19:26b)

Media sosial facebook memang membuat candu bagi kita, sebab seringkali kita lupa waktu ketika sudah membuka akun facebook, misalnya saja ketika sedang asyik memperhatikan up date curhatan hati teman, gambar-gambar yang di-posting teman dan lainnya. Facebook sebenarnya memiliki banyak manfaat jika digunakan secara benar, seperti untuk membagikan kebenaran firman Tuhan, untuk saling bersilaturahmi, untuk saling berbagi informasi dan lainnya.

fb.jpg

Namun, selain dampak positif tersebut, facebook tentu juga mempunyai dampak negatif dan berpotensi menduakan Tuhan karena kita lebih mempercayai facebook daripada firman Tuhan. Banyak aplikasi dalam akun facebook yang menjebak kitaa pada praktek mempercayai ramalan, seperti ramalan bintang (rasi), shio, atau mengenai siapa jodohmu, apa arti namamu, tahun berapa kamu menikah, kapan kamu meninggal, dan lain sebagainya.

Semua hal yang mengungkap masa depan adalah kekejian di mata Tuhan. Tuhan sendiri menginginkan umat-Nya dengan serius mendengarkan kata-kata Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Praktek meramal nasib yang terjadi dalam media sosial facebook tentu telah menyakiti hati Tuhan sekalipun kita berpikir hanya iseng, main-main saja dan tidak serius.

Jika dalam sebuah hubungan suami istri, lalu salah satunya mulai iseng melirik orang lain, tentu pasangan yang lain akan cemburu dan marah. Begitu pun Allah, betapa cemburu-Nya dapat membuat dapat menghanguskan kita.

Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (Ulangan 18:19)

Tuhan menginginkan kita hidup benar di hadapan-Nya dengan benar dan setia, inilah bekal kita untuk menghadap pada kematian kita. Pada masa pemerintahan nabi Musa, Tuhan sudah mengajarkan perintah hidup benar kepada bangsa Israel, maka ketika bangsa itu tidak mendengarkan perintah-Nya, Tuhan menurunkan malapetaka atas mereka.

Yesus pun hadir ke dunia ini sebagai penggenapan hukum Taurat, dimana Ia membawa standar yang lebih tinggi dari hukum Taurat. Jika dalam hukum Taurat saja dilarang meramal nasib, tentu Yesus pun mengajarkan hal yang lebih tinggi. Daripada iseng melakukan ramalan nasib, bukankah lebih baik melatih diri kita beribadah dengan memuji, menyembah Tuhan dan berdoa yang mengandung banyak janji Allah untuk kehidupan yang lebih baik.

Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng  nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (1 Timotius 4:7)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline