Hamba Tuhan dan Kapal Titanic

Hamba Tuhan dan Kapal Titanic

Masih ingat dengan kisah kapal Titanic yang menabrak gunung es dan tenggelam di samudera Atlantik pada 15 April 1912? Peristiwa ini menjadi bencana besar dan mengguncangkan semua orang, bukan hanya keluarga korban bencana ini tetapi juga orang-orang yang tidak tahu akan tujuan hidup ini. Titanic dibangun dengan canggih dengan pemikiran bahwa kapal ini tidak akan tenggelam, tetapi telah tenggelam dan menyisakan kesaksian penuh makna bagi Pendeta J. Stuart Holden, misionaris Sylvia Caldwell serta pendeta John Harper.

stuart

 J. Stuart Holden

Pendeta J. Stuart Holden akan melakukan perjalanan ke Inggris Utara, namun saat itu sang istri sedang sakit dan dirawat di rumah sakit untuk dioperasi. Setelah berpikir panjang, ia membatalkan perjalanan tersebut. Lalu beberapa hari kemudian, ia melihat berita di surat kabar yang menyebut namanya ikut tercantum dalam daftar korban bencana kapal itu, padahal ia selamat. Ia menyimpan tiket kapal itu dalam sebuah pigura sebagai bukti “hutang” pada Tuhan yang telah menyelamatkan nyawanya.

 

Misionaris Sylvia Caldwell dan suaminya serta bayi mereka yang bernama Albert baru kembali dari Thailand, menumpang di kelas dua. Mereka tadinya mengajar di Bangkok Christian College, mereka selamat untuk menceritakan kisah menyedihkan tersebut dan menceritakan kepada dunia bahwa Allah menentang kata-kata pelaut sombong kapal Titanic yang berkata kepada Sylvia, “Ya, nyonya, Allah pun tidak bisa menenggelamkan kapal ini.”

titanic_sinking_tw.jpg

Saat air bersuhu di bawah nol derajat meneggelamkan tubuh pendeta John Harper, ia memegang barang-barang di sekitarnya dan berjuang untuk bertahan. Tetapi ia menggunakan kesempatan itu untuk menginjili orang di sekitarnya. “Bung, apakah Anda sudah selamat?” tanya pendeta Harper kepada orang di situ.

“Tidak, saya belum.” Jawab orang yang ada di sampingnya.

“Percaya kepada Tuhan Yesus dan Anda akan selamat,” kata Harper.

Kemudian ombak membawa pendeta tersebut menjauh, tetapi tidak lama kemudian ia dihanyutkan kembali ke orang yang ada di sampingnya tadi.

“Apakah sekarang Anda sudah selamat?” tanya Harper pada orang tadi. Dan orang itu menjawab tidak dengan ragu-ragu.

Kemudian Harper mengutip Kitab Suci, “Percayalah kepada Tuhan Yesus maka Anda akan selamat.” Lalu pegangan Harper terlepas dan ia tenggelam.

Hal ini diceritakan oleh pria di yang selamat di samping Harper pada pertemuan di Hamilton, Kanada. Kini kita dapat mengunjungi gereja John Harper Memorial di Glasgow atau gereja Moody di Chicago yang menyimpan kenangan pendeta John Harper.

Titanic adalah sebuah bencana besar bagi dunia, tetapi bagi Tuhan, bencana itu dapat menjadi sarana untuk menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya dan meruntuhkan kepercayaan dunia, serta menunjukkan bahwa kuasa Allah tiada tandingannya.

Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar,  yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. (Amsal 4:18)               

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline