Hormati Gembalamu dan Dapatkan Berkat Berkelimpahan

Hormati Gembalamu dan Dapatkan Berkat Berkelimpahan

Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. (1 Timotius 5:17)

pendeta.jpg

Selama ini kita menilai bahwa penatua berbeda dengan gembala sidang, namun menurut Kenneth Hagin dalam bukunya Rahasia Hidup Berkelimpahan menjelaskan bahwa penatua sama saja dengan gembala sidang. Dalam gereja mula-mula yang baru bertumbuh dan berkembang, para penatua bukan lagi orang-orang tua. Para penatua adalah para gembala sidang yang dipanggil dan diperlengkapi oleh Allah untuk mengawasi kawanan domba.

Kata “gembala” atau pastor hanya dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru: Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar. (Efesus 4:11)

Alkitab mengajarkan kita bagaimana menghormati gembala kita sebagai pemimpin rohani yang mengajar dan mengawasi kita. Pertama, dengan membayar.

“Mereka yang menerima pengajaran dalam firman harus membantu orang yang memberikan pengajaran itu dengan membayarnya” (Galatia 6:6 Terjemahan The Living Bible)

Ini berarti kita harus membagi segala sesuatu yang baik dengan gembala kita. Apakah yang baik itu? Tentu saja uang atau pemberian yang dapat memberkati. Namun, yang baik bukan saja menghormati dalam bentuk materi, tetapi juga menghormati dalam sikap.

Di dalam Alkitab ada contoh yang menggambarkan mengenai sikap seseorang yang menghormati jabatan Imam Besar, yakni kisah rasul Paulus yang diperhadapkan dengan Makhamah Agama dan Imam Besar menyuruh orang-orang agar Paulus ditampar. Dengan kata lain, seseorang menampar Paulus. Imam Besar tidak berpakaian sebagai imam pada waktu itu, jadi Paulus tidak tahu bahwa ia adalah Imam Besar. Ketika Paulus tahu bahwa ia adalah Imam Besar, Paulus mengoreksinya dirinya dengan firman yang bertujuan meminta maaf. (Kisah Para Rasul 23:1-5)

Mungkin ada jemaat-jemaat yang sulit menghormati atau sulit memberkati gembalanya karena memiliki pengalaman buruk, kepahitan atau luka hati dengan gembala sidang. Tetapi percayalah, ketika Tuhan menempatkan seseorang dalam sebuah gereja untuk bertumbuh, maka ada ketaatan yang dituntut Tuhan untuk menghormati gembala sidang, apapun kondisinya atau seberapa buruk sikap gembala tersebut.

Pada waktu gembala kita mengajarkan kebenaran firman Tuhan, itu sama saja dirinya sedang menabur benih kehidupan dalam kehidupan jemaatnya, maka ketika kita membayar taburan tersebut berarti kita siap menuai benih-benih yang akan bertumbuh dan berkembang menjadi tuaian yang siap dipanen. Panenan itu dapat dalam bentuk berkat jasmani, kesehatan, keuangan dan semua berkat Tuhan yang berkelimpahan, sebab kata dua kali lipat ini adalah gambaran bahwa kita dapat mendapatkan lebih banyak dari yang kita tabur.

Namun, di atas segala hukum yang mengajarkan hal ini, kita pun harus menyelidiki motivasi hati kita ketika memberkati dan menghormati gembala kita, bukan karena menginginkan berkat yang berkelimpahan saja, tetapi karena ingin menyenangkan hati Tuhan dan menghormati Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung yang telah memberikan segalanya bagi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline