Cegah Asam Lambung dengan Cara Alkitabiah

Cegah Asam Lambung dengan Cara Alkitabiah

Ciri-Gejala-dan-Tanda-Penderita-Penyakit-Asam-LambungPenyakit asam lambung merupakan salah satu penyakit mematikan yang dapat menimpa siapa saja, oleh karena itu penyakit ini juga disebut the silent killer. Banyak orang menyangka bahwa penyebab penyakit ini karena memiliki jadwal makan yang tidak teratur, padahal menurut Dr. Masaru Emoto dalam bukunya yang berjudul berjudul “The Healing and Discovering the Power of the Water, mengatakan bahwa stres merupakan penyebab utama dari penyakit asam lambung. Asam lambung akan menyebabkan gangguan pencernaan, kemudian akan berdampak pada organ-organ tubuh yang lain sehingga dapat menyebabkan kematian.

Dalam Alkitab, kita dapat menemukan bagaimana cara menjalani kehidupan yang sehat, yakni sebuah kehidupan yang jauh dari stress. Alkitab mengatakan banyak nasehat yang menuntut kita agar memiliki tubuh yang sehat, yakni memiliki hati yang gembira. Tuhan Yesus juga memberikan pesan guna mengarungi kehidupan di dunia ini sebelum kita menjadi penghuni sorga, yaitu dengan memikul beban kehidupan yang lebih ringan.asam-lambung

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. “Pikullah kuk yang Kupasang,” dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan”(Matius 11: 28-30).

Ketika Yesus berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang,” mungkin hal ini terdengar seperti seakan-akan Tuhan mau memberi kita satu kesukaran baru lagi. Beban kita sudah lumayan berat, tentu Tuhan kita tidak butuh masalah lain lagi.

Penulis buku Rick Warren mengatakan, kuk sebenarnya adalah sebuah papan palang kayu yang melengkung yang dipasangkan ke atas dua ekor lembu atau sapi untuk menarik gerobak atau kereta. Kuk amat sangat bermanfaat karena dapat meringankan separuh berat beban. Tanpa kuk, seekor sapi harus menarik seluruh beban dengan sendiri. Tapi jika kita memasangkan kuk ke atas dua ekor sapi, maka kedua-duanya akan menarik beban itu bersamaan, dan berat muatannya menjadi setengah.

Ketika Yesus menyuruh kita untuk memikul kuk yang Ia pasang ke atas kita, maksudnya Dia bukan memberikan beban-Nya kepada kita. Yesus tidak pernah punya masalah! Melainkan sebaliknya, Dia akan ikut memikul beban kita. Dia akan mengambil rasa stres kita dan memikulnya bersama-sama dengan kita.

Wow!

Dia menggunakan tiga kata kerja dalam ayat ini: marilah, pikullah, dan belajarlah. Kata-Nya, “Datanglah kepada-Ku. Bekerjasamalah dengan-Ku. Setelah itu, pelajarilah bagaimana cara-Ku melakukannya. Pikullah beban yang lebih ringan. Itu akan mengurangi stres kita. Itu akan memudahkan kita untuk bergerak.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline