Bebas dari Jerat Hutang
Banyak hal yang membuat orang terpaksa meminjam uang atau berhutang, baik kepada orang lain atau lembaga keuangan. Dari berbagai kebanyakan orang yang berhutang, ada dua tipe orang berhutang, yaitu orang yang bertanggung jawab membayar hutangnya dan orang yang menghindar dari tanggung jawabnya membayar hutang.
Banyak orang membuat kesalahan dengan membayar sesedikit mungkin apabila mereka meminjam. Lebih parahnya lagi, banyak orang meminjam jumlah yang paling besar dengan jangka pembayaran yang sepanjang mungkin. Mereka yang melakukannya, biasanya karena mereka jatuh ke dalam perangkap hutang ganda. Hutang ganda berasal dari pinjaman pembelian segala sesuatu, contohnya kartu kredit.
Bagaimana Alkitab menjelaskan mengenai hutang?
….yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi (Amsal 22:7B)
Kita harus selalu ingat bahwa apabila kita berhutang, maka kita bukan lagi milik diri kita sendiri. Selama kita berhutang, kesetiaan kita akan terbagi menjadi dua, yaitu kepada Tuhan dan kepada si pemberi hutang. Hutang bukan hanya membuat kita menjadi budak si pemberi hutang, tetepi juga mencegah kita menjadi manusia yang dikehendaki Tuhan, oleh karena itu Tuhan mengajarkan kita agar tidak berhutang.
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat (Roma 13:8).
Jika sudah terjerat hutang
Tuhan menuntut pertanggung jawaban atas perbuatan kita, bukan saja di hari penghakiman nanti, tetapi juga pertanggung jawaban di dunia ini. Jika kita berhutang, maka kita harus bertanggung jawab membayar hutang tersebut. Pertanggung jawaban kita atas perbuatan yang telah kita lakukan akan menentukan sejauh mana karakter diri kita, dan karakter kita yang akan menjadi standar bagaimana hubungan kita dengan Tuhan.
Orang jahat meminjam dan “tidak dapat membayar kembali”! Tetapi orang baik mengembalikan pinjamannya dengan kelebihan. (Mazmur 37:21 FAYH)
Agar tidak terjerat hutang
Tuhan Yesus datang ke dunia untuk memberikan contoh gaya hidup surgawi, yaitu hidup dengan rasa cukup. Memiliki rasa cukup dalam hati kita akan menghindarkan kita dari jerat hutang dan memampukan kita untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan.
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. (Ibrani 13:5)
Itulah sebabnya isi doa Bapa Kami seharusnya menjadi gaya hidup kita sebagai warga sorgawi, supaya kita tidak mengikuti gaya hidup dunia dan terbeban dengan kewajiban keuangan.