Doa yang Memerdekakan

Doa yang Memerdekakan

Praying WomanSeperti kita ketahui bersama bahwa gembala sidang kita menyebutkan bahwa tahun ini adalah tahun penuaian jiwa-jiwa maka salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk keberhasilan penuaian jiwa tersebut dengan berdoa syafaat. Untuk mendapatkan terobosan dan menjangkau jiwa-jiwa, kita harus menjadikan berdoa syafaat sebagai gaya hidup kita.

Kata “Syafaat” dalam bahasa Ibrani adalah paga, yang dilafalkan “paw-gah”. Ada banyak makna dari kata ini dan kita akan melihat dari konkordansi ditemukan merambat dan kuat, melanggar batas, memasukkan, memukul, keras terhadap, menyerbu, masuk di antara dan memohon dengan sangat. Semua definisi dan deskripsi dari kata paga di atas memberi kita pemahaman yang benar mengenai doa syafaat, yakni:

  1. Peperangan menghadapi iblis atau kekuatan yang menekan, dalam nama Yesus, demi seseorang atau suatu keadaan. Hal ini menggambarkan salah satu pedang dari pedang bermata dua.
  2. Sakit bersalin (menjumpai Bapa) demi seseorang atau suatu keadaan, melalui air mata, dan permohonan bagi orang atau keadaan itu. Hal ini menggambarkan mata pedang yang lain.

 

Doa Adalah Pelayanan Kelegaan

Kita harus berhenti berusaha masuk ke dalam perhentian Allah yang Mahakuasa, khususnya melalui doa, pujian dan penyembahan untuk merasakan beban atau kebutuhan seseorang dan menggumulinya dalam doa. Yesus telah memegang masalah ini di tangan-Nya, Dia dan Roh Kudus telah berdoa mengenai itu, dan kita pun dibawa ke dalam lingkaran ini sehingga bersama-sama melawan sehingga masalah itupun dapat diatasi.

Kita harus menyadari bahwa doa-doa kita memiliki kekuatan yang luar biasa, kita tidak diizinkan untuk mengendalikan kehidupan orang lain, pendeta atau pemimpin rohani kita. Pengendalian tidak pernah berasal dari Tuhan. Yesus tidak pernah mengendalikan, tetapi Dia memerintah. Memerintah bersama Kristus merupakan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan mengendalikan. Kita mendoakan orang lain untuk mendukung, mendorong, menasihati tetapi tidak untuk memaksakan cara kita sendiri melalui doa kita, tidak peduli betapa rohani hal itu kedengarannya.

Ketika Allah mulai menunjukkan kepada kita mengenai orang lain, kita akan melihat hal yang terbaik maupun yang terburuk dari orang yang sedang kita doakan. Jika Allah mengizinkan kita untuk dengan mata-Nya serta menggunakan alat ketajaman atau penyataan, itu harus diperlakukan sebagai sesuatu yang suci. Jangan singkapkan kepada siapapun apa yang Allah tunjukkan, itu adalah rahasia hati Allah, karena doa adalah pelayanan kasih dan kasih menutupi banyak kesalahan.

Mereka yang membawa damai adalah pembawa damai dan saat kita menabur dalam damai maka tuaian yang dihasilkan adalah kebenaran. Seorang pendoa akan berdiri di celah-celah, menaburkan kedamaian sehingga bersama-sama dengan Yesus dan Roh Kudus melawan, sehingga keadaan itu jiwa-jiwa terengkuh sesuai keinginan Bapa.

Dan buah yang terdiri dari kebenaran dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (Yakobus 3:18)

DOA

 

Membawa Pulang Berkas-Berkasnya

Kita tidak hanya perlu berhasrat dalam berdoa, tetapi juga perlu menekan, mendesak ke dalam situasi yang ada bersama Injil Yesus Kristus. Banyak orang menjadi kecewa ketika setelah berdoa lalu tidak mendapat apa-apa dari yang didoakannya. Kita terus meminta Allah menyelesaikan masalah tersebut, namun kita tidak pernah memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu.

Sebagai contoh, jika kita berdoa bagi kota kita, maka kita perlu melakukan sesuatu dimana Allah bisa membawakan jawaban-Nya. Ciptakanlah kesempatan untuk terjadinya jawaban itu. pergilah keluar sana dan mulailah berbicara kepada jiwa-jiwa yang tersesat. Mulailah menyampaikan berita Injil sehingga Tuhan dapat membuat terobosan sebagai hasil dari doa-doa kita.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. (Mazmur 126:6)

Dalam kehidupan doa, jika kita memberikan doa dan kita akan diberikan sebab setiap doa yang dipanjatkan adalah sebuah benih. Benih itu ditanam di ladang tuaian rohani Allah, yang jatuh ke tanah dan menghasilkan buah berlimpah-limpah. Semakin banyak kita berdoa bagi orang lain, maka semakin banyak orang lain berdoa bagi kita.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline